Ingin tahu cara memasang fire fighting pump yang benar? Pedoman utamanya adalah NFPA 20 dan SNI. Aturan ini ada untuk memastikan sistem pemadam api kita berfungsi optimal saat darurat.
Selain memudahkan tim pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya, aturan ini juga mencegah terjadinya kerusakan materi dan kerugian finansial.
Tahapan Instalasi Fire Fighting Pump Sesuai Standar
Instalasi fire fighting pump melibatkan beberapa tahapan krusial. Masing-masing tahapan harus dikerjakan dengan cermat dan sesuai panduan.
1. Perencanaan dan Desain Sistem
Tahap awal, tentukan kebutuhan air. Berapa kapasitas air yang dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran di area tersebut? Ini didasarkan pada perhitungan hazard classification (risiko kebakaran) dan luas area yang dilindungi.
Selanjutnya, pilih jenis pompa yang sesuai, apakah electric-driven, diesel-driven, atau jockey pump. Masing-masing punya fungsi dan persyaratan instalasi yang berbeda.
Lokasi pompa harus mudah diakses, terlindungi dari potensi kerusakan fisik dan cuaca ekstrem, serta memiliki ventilasi yang memadai. NFPA 20 memiliki persyaratan khusus mengenai jarak bebas di sekitar pompa untuk perawatan.
2. Pemasangan Fondasi dan Pondasi Pompa
Fondasi harus mampu menopang berat pompa dan getarannya saat beroperasi. Material fondasi harus kuat dan stabil, biasanya dari beton bertulang.
Pasang vibration isolator atau damper di bawah pompa untuk mengurangi transmisi getaran ke struktur bangunan, sesuai rekomendasi pabrikan pompa dan standar.
3. Instalasi Perpipaan
Sistem perpipaan merupakan jalur utama sebagai jalan masuk dan keluarnya air. Ukuran pipa hisap harus lebih besar atau sama dengan diameter inlet pompa.
Tidak boleh ada reducer eksentrik yang menyebabkan air pocket di bagian atas pipa. Gunakan reducer eccentric yang rata di bagian atas. Jarak pipa lurus sebelum inlet pompa harus memadai untuk memastikan aliran laminar (biasanya minimal 5 kali diameter pipa).
Untuk mencegah pompa tersumbat kotoran, pemasangan strainer sangat diperlukan. Selain itu, pemasangan check valve juga penting agar tidak terjadi aliran balik, sedangkan gate valve digunakan untuk isolasi saat maintenance.
4. Instalasi Sistem Kontrol dan Kelistrikan
Listrik merupakan komponen yang penting dalam sistem pemadam kebakaran, terutama yang menggunakan jenis electrical fire pump. Langkah pertama, pasang panel kontrol yang mudah dijangkau, tetapi aman dari berbagai jenis gangguan.
Penting sekali agar panel ini dilengkapi dengan indikator status yang jelas, sistem alarm yang berfungsi, dan pemutus sirkuit yang andal. Gunakan kabel yang sesuai standar SNI untuk instalasi listrik. Pastikan conduit dan perlindungan kabel memadai.
Untuk pompa elektrik, sediakan backup power source (genset) yang otomatis menyala jika listrik utama padam. Untuk pompa diesel, pastikan tangki bahan bakar memiliki kapasitas yang cukup untuk operasional minimum yang disyaratkan NFPA 20.
Hubungkan panel kontrol ke sistem pemantauan gedung (building management system) jika ada, untuk notifikasi dini jika terjadi masalah.
5. Instalasi Sistem bahan Bakar
NFPA 20 mensyaratkan kapasitas tangki bahan bakar yang cukup untuk mengoperasikan mesin pada beban penuh selama minimal 8 jam untuk sebagian besar aplikasi, atau lebih lama jika diperlukan oleh otoritas setempat.
Ikuti standar NFPA 20 dan SNI secara ketat dalam pemasangan fire fighting pump. Hal ini memberikan ketenangan pikiran dan perlindungan optimal saat bahaya datang.